Tentang Ilmu

Ilmu. Bicara tentang ilmu, semoga kita selalu merasa bahwa semakin kita banyak tahu, semakin kita bodoh ternyata. Melihat dari orang-orang sukses, memang begitu ya seharusnya, stay fusing foolish stay hungry, kata Steve Jobs. Kita mesti banyak belajar lagi nih.

Malam ini, saya pengen nulis tentang sudut pandang terhadap ilmu, yang beredar di sekitar kita

Pernahkah Sodara lihat komentar atas sebuah event/workshop/majelis ilmu, yang kira-kira isinya begini :

  • Udah basi ilmunya
  • Ah, pembicaranya cuma tau teori
  • Kalau udah berhasil dengan ilmunya, kenapa masih jualan workshop ?
  • Pembicaranya aja gak sukses, gimana mau ajari orang ?
  • dan banyak species komentar sejenis

Seperti biasa, semua punya hak merespon apapun.
Menurut saya, ada siklus ilmu yang baik bila kita perhatikan, yaitu :

1. Tugas kita adalah belajar.

Bila dikaitkan dengan contoh komentar di atas, maka yang sebaiknya jadi fokus utama kita adalah ilmu yang disampaikan, bukan yang orang menyampaikan.


Lihatlah apa yang disampaikan, bukan siapa yang menyampaikan


Kita pasti sudah gak asing lagi dengan kalimat di atas, salah satu hadist. Perintah pertama-Nya adalah “bacalah”, belajar. Bukan merepetlah/proteslah/komentarilah.

Ilmunya sudah basi, barangkali masih banyak yang belum paham.
Penyampai ilmu cuma tau teori, barangkali ilmunya lebih manfaat kalau kita yang action.
Jualan ilmu, barangkali niatnya lurus berbagi. Bayar ilmu untuk belajar dari kegagalannya.
Penyampai ilmu gak sukses kok mau ajari orang, yakin rezeki setiap orang memang berbeda tapi insyaallah dijamin. Kita belajar sebab gak suksesnya.

Setiap orang bisa jadi guru buat kita.
Kita belajar dari guru tentang ilmunya.
Kita belajar dari maling tentang cara menghadapi rekan2nya.
Kita belajar dari mantan pacar tentang menemukan yang terbaik.
Saya, sodara, kita semua masih terus belajar.

2. Lalu kita amalkan.

Setelah dipelajari, maka kita akan mengamalkannya. Praktek, action.

Kalaulah kita sampai menolak mentah2 belajar dari sang penyampai ilmu hanya karena beliau tidak mengamalkannya, bisa jadi kita rugi. Karena urusan manfaat dari mengamalkan ilmu akan kembali ke diri kita masing-masing. Biarlah itu menjadi urusan penyampai ilmu. Kita masih tetap bisa belajar. Kecuali, ilmu yang dimaksud adalah perintah dan bila tak dikerjakan akan mendapat hukuman, tugas kita untuk saling mengingatkan.

Urusan kita adalah mengamalkan. Mungkin tidak semua mudah dalam mengamalkan, tapi tak ada salahnya terus mencoba. Hasil setiap orang akan berbeda2.

3. Kemudian kita bagikan.

Bukan tentang seberapa banyak ilmu yang kita miliki, seberapa keren ilmu yang kita kuasai, tapi tentang seberapa banyak manfaat dari ilmu yang kita miliki – sedikit atau banyak, biasa aja atau keren bingits. Saya yakin.

Mungkin sudah sifat lahiriah manusia, bahwa kita seringnya terfokus pada yang lebih dari kita.
Barangkali diantara kita sering merasa bahwa ilmu yang kita ketahui, biasa-biasa saja bila dibandingkan dengan orang lain. Penyebabnya adalah karena kita lupa melihat ke bawah saat ingin berbagi. Kita akan sadar bahwa ternyata di sekeliling kita banyak sekali yang bisa terbantu dengan sedikit ilmu yang kita miliki.

Pernah beberapa tahun lalu saat saya dapat kesempatan sharing mengenai internet sehat kepada para kepala sekolah di kabupaten. Saya takjub karena banyak kepala sekolah yang masih antusias saat saya mengajarkan tentang internet dasar, seperti mengakses website, membuat email, dll. Bahkan beberapa ada yang masih lupa cara memegang mouse dengan benar – “Panahnya jalan sendiri ini, Dek !”, kata salah satu kepala sekolah.

Urusan kita adalah berbagi. Biarlah orang berkata apa. Semoga saja ilmu yang dibagi bisa jadi manfaat.


Menulis seperti ini, bukan berarti saya sudah total mengamalkan, bukan berarti saya lebih baik dari Sodara. Enggak. Saya juga masih belajar. Tapi saya berharap tulisan ngawur-sambil-flu-kedinginan ini bisa jadi manfaat buat saya, Sodara, kita semua.
Kalau saya salah, tolong diingatkan ya. Matur nuwun, bujur, terima kasih.

Foto oleh Foto by http://gambarnasihat.files.wordpress.com/2012/11/teruslah-menuntut-ilmu.jpg

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *